Potret Guru Profesional
Kata kunci guru profesional menjadi kata kunci yang paling banyak dicari di blog ini. Kata ‘guru profesional’ menjadi kata yang banyak dicari karena sudah sepantasnya sebagai sebuah profesi, guru bisa dan mesti mau berubah agar menjadi lebih mumpuni dan profesional di bidangnya.
Salah satu cara untuk menjadi profesional adalah dengan mengikuti sertifikasi guru yang dicanangkan oleh pemerintah. Sejak sertifikasi guru digulirkan sejak beberapa tahun lalu, banyak guru yang sudah menikmati manfaatnya. Tidak bisa dipungkiri jika manfaat yang banyak dinikmati adalah meningkatnya kesejahteraan guru dalam berbagai segi.
Salam dan hormat saya untuk semua guru di belahan negara Indonesia ini yang belum terkena dan lolos program sertifikasi termasuk para guru honorer dan guru di pedalaman. Pertanyaannya sekarang apakah semua guru yang sudah tersertifikasi adalah pasti seorang guru yang profesional, atau apakah guru yang belum tersertifikasi adalah bukan seorang guru professional?
Menjadi guru professional adalah perjalanan yang tiada henti dan memerlukan stamina, energi dan suasana hati yang baik agar bisa memenuhi harapan dari semua pihak. Suasana hati yang baik timbul dari pembiasaan dan bukan mengandalkan factor luar diri kita sebagai guru.
Artikel ini akan saya tulis demi mengajak semua termasuk yang utama diri saya sendiri dahulu untuk bisa dan mampu lebih professional dari hari ke hari. Saya membagi tulisan ini menjadi keseharian yang berarti saat guru memulai hari sampai mengakhiri hari.
Saat Pagi hari
Guru tipe ini tidak akan menyalahkan suasana jalan di pagi hari, macet atau hujan adalah dua hal yang biasa membuat susasana hati seseorang akan menurun, kuncinya adalah berangkat lebih awal setiap hari. Jika segala cara sudah dilakukan namun tetap terlambat, seorang guru professional akan mengabarkan rekan dan atasannya. Mengabarkan rekannya berarti ia menyampaikan apa yang mesti rekannya lakukan sambil menunggu kedatangannya, mengabarkan atasannya artinya ia berusaha jujur mengenai jam kehadiran di sekolah. Banyak sekolah yang sudah menerapkan system sidik jari, buat saya lebih cocok untuk berdasar pada pemberitahuan saja , demi koordinasi dan kemudahan mengetahui dengan cepat agar siswa tidak terlantar jika guru terlambat atau tidak masuk.
Saat di sekolah
Guru profesional memaknai kehadirannya di sekolah sebagai bagian dari kontribusi atau sumbangan di sekolah. Guru tipe ini tidak akan memakai ‘kacamata kuda’ artinya ia tidak akan berprinsip baru akan memperhatikan sesuatu jika ada hubungan dengan kelas atau siswanya saja. Ia juga tidak akan sibuk mempercantik kelas nya saja sambil menyimpan rapat-rapat pengetahuannya dan tertutup dalam berbagi ilmu dengan rekan guru lainnya. Padahal guru professional tidak pelit ilmu dan tidak pernah berpikir dua kali berbagi pengetahuan kepada guru yunior dan menjadi orang yang paling mudah diajak bekerja sama oleh sesama guru yang relatif sama dalam pengalaman dan masa kerja. Ia juga akan dikenal sebagai seorang yang mudah membantu dan saat yang sama juga konsentrasi dengan pekerjaannya.
Saat di ruang guru
Guru yang profesional mungkin juga berbisnis dan punya bisnis sampingan, bedanya ia tidak menggunakan ruang guru sebagai tempat berjualan apapun bentuknya. Ruang guru adalah tempat semua guru beristirahat, merencanakan pembelajaran dan melepas lelah setelah mengajar dikelas. Bayangkan saat kita lelah suasana ruang guru riuh karena ada yang berjualan. Ruang guru juga selayaknya mesti bebas dari debat pandangan politik yang tidak berujung, apalagi debat mengenai agama. Cara terbaik untuk terhindar dari ajakan debat yang tidak berujung adalah dengan membaca bacaan yang anda bawa dari rumah atau mendengarkan musik lewat headphone. Dijamin orang tersebut akan berikir dua kali untuk mau mengajak bicara diluar dunia pekerjaan. Jika anda membawa laptop dan suka bekerja dengan musik, selalu gunakan headphone jangan jadikan ruang guru riuh rendah oleh musik yang tidak ada hubungannya dengan pembelajaran.
Saat di kelas.
Guru tipe jenis ini adalah guru yang menganggap kelas adalah tempat ia memimpin grup dari pembelajar. Di kelas ia tidak sungkan mengatakan ia tidak tahu dan ketat sekali dalam soal waktu. Ia lebih memilih memotong waktu makan siangnya demi mempersiapkan kelasnya. Ia juga akan menjadi orang yang ‘multitasking’ dan pandai memanfaatkan waktu. Misalnya sambil mengawasi siswa ia akan mengoreksi pekerjaan. Semua kegiatan pembelajaran yang ia lakukan bersama siswa dirancang untuk tidak membuat dirinya kelelahan dan tetap punya tenaga sampai sore hari menjelang.
Saat di rapat.
Jika seorang guru profesional menikuti rapat ia akan menyiapkan persiapan yang diperlukan misalnya dokumen atau pekerjaan untuk ditunjukkan pada orang yang hadir di meeting. Ia juga akan berpikir keras mengenai apa yang bisa dan mungkin ia lakukan. Ia juga akan memberikan ide yang belum pernah terpikir dan dipikirkan oleh guru lain, saat yang sama ia tidak mudah mengeluh , malah ia menjadi orang yang bisa menerima dan mendengarkan ide orang lain jika dirasa lebih efektif dan membantu mencapai tujuan.
Saat bertemu orang tua
Ia akan tersenyum sopan dan menyapa bila bertemu dengan orang tua siswa. Guru professional akan menjadi teman bicara yang ‘hangat’ dan seru tapi juga tidak akan lupa waktu dan tidak sungkan untuk meminta ijin mengakhiri pembicaraan jika saat mengajar atau rapat sudah tiba. Ia tidak akan mudah memberi nomor kontak dirinya sendiri atau guru lainnya jika orang tua meminta. Ia menganggap orang tua sebagai mitra dan bukan ‘klien’. Ia tidak akan larut dalam pertentangan antar orang tua atau antara orang tua dan sekolah (jika ada). Saat guru professional berkomunikasi dengan orang tua siswa, ia akan mendengar sebanyak ia berbicara.
sumber : http://gurukreatif.wordpress.com/
Kata kunci guru profesional menjadi kata kunci yang paling banyak dicari di blog ini. Kata ‘guru profesional’ menjadi kata yang banyak dicari karena sudah sepantasnya sebagai sebuah profesi, guru bisa dan mesti mau berubah agar menjadi lebih mumpuni dan profesional di bidangnya.
Salah satu cara untuk menjadi profesional adalah dengan mengikuti sertifikasi guru yang dicanangkan oleh pemerintah. Sejak sertifikasi guru digulirkan sejak beberapa tahun lalu, banyak guru yang sudah menikmati manfaatnya. Tidak bisa dipungkiri jika manfaat yang banyak dinikmati adalah meningkatnya kesejahteraan guru dalam berbagai segi.
Salam dan hormat saya untuk semua guru di belahan negara Indonesia ini yang belum terkena dan lolos program sertifikasi termasuk para guru honorer dan guru di pedalaman. Pertanyaannya sekarang apakah semua guru yang sudah tersertifikasi adalah pasti seorang guru yang profesional, atau apakah guru yang belum tersertifikasi adalah bukan seorang guru professional?
Menjadi guru professional adalah perjalanan yang tiada henti dan memerlukan stamina, energi dan suasana hati yang baik agar bisa memenuhi harapan dari semua pihak. Suasana hati yang baik timbul dari pembiasaan dan bukan mengandalkan factor luar diri kita sebagai guru.
Artikel ini akan saya tulis demi mengajak semua termasuk yang utama diri saya sendiri dahulu untuk bisa dan mampu lebih professional dari hari ke hari. Saya membagi tulisan ini menjadi keseharian yang berarti saat guru memulai hari sampai mengakhiri hari.
Saat Pagi hari
Guru tipe ini tidak akan menyalahkan suasana jalan di pagi hari, macet atau hujan adalah dua hal yang biasa membuat susasana hati seseorang akan menurun, kuncinya adalah berangkat lebih awal setiap hari. Jika segala cara sudah dilakukan namun tetap terlambat, seorang guru professional akan mengabarkan rekan dan atasannya. Mengabarkan rekannya berarti ia menyampaikan apa yang mesti rekannya lakukan sambil menunggu kedatangannya, mengabarkan atasannya artinya ia berusaha jujur mengenai jam kehadiran di sekolah. Banyak sekolah yang sudah menerapkan system sidik jari, buat saya lebih cocok untuk berdasar pada pemberitahuan saja , demi koordinasi dan kemudahan mengetahui dengan cepat agar siswa tidak terlantar jika guru terlambat atau tidak masuk.
Saat di sekolah
Guru profesional memaknai kehadirannya di sekolah sebagai bagian dari kontribusi atau sumbangan di sekolah. Guru tipe ini tidak akan memakai ‘kacamata kuda’ artinya ia tidak akan berprinsip baru akan memperhatikan sesuatu jika ada hubungan dengan kelas atau siswanya saja. Ia juga tidak akan sibuk mempercantik kelas nya saja sambil menyimpan rapat-rapat pengetahuannya dan tertutup dalam berbagi ilmu dengan rekan guru lainnya. Padahal guru professional tidak pelit ilmu dan tidak pernah berpikir dua kali berbagi pengetahuan kepada guru yunior dan menjadi orang yang paling mudah diajak bekerja sama oleh sesama guru yang relatif sama dalam pengalaman dan masa kerja. Ia juga akan dikenal sebagai seorang yang mudah membantu dan saat yang sama juga konsentrasi dengan pekerjaannya.
Saat di ruang guru
Guru yang profesional mungkin juga berbisnis dan punya bisnis sampingan, bedanya ia tidak menggunakan ruang guru sebagai tempat berjualan apapun bentuknya. Ruang guru adalah tempat semua guru beristirahat, merencanakan pembelajaran dan melepas lelah setelah mengajar dikelas. Bayangkan saat kita lelah suasana ruang guru riuh karena ada yang berjualan. Ruang guru juga selayaknya mesti bebas dari debat pandangan politik yang tidak berujung, apalagi debat mengenai agama. Cara terbaik untuk terhindar dari ajakan debat yang tidak berujung adalah dengan membaca bacaan yang anda bawa dari rumah atau mendengarkan musik lewat headphone. Dijamin orang tersebut akan berikir dua kali untuk mau mengajak bicara diluar dunia pekerjaan. Jika anda membawa laptop dan suka bekerja dengan musik, selalu gunakan headphone jangan jadikan ruang guru riuh rendah oleh musik yang tidak ada hubungannya dengan pembelajaran.
Saat di kelas.
Guru tipe jenis ini adalah guru yang menganggap kelas adalah tempat ia memimpin grup dari pembelajar. Di kelas ia tidak sungkan mengatakan ia tidak tahu dan ketat sekali dalam soal waktu. Ia lebih memilih memotong waktu makan siangnya demi mempersiapkan kelasnya. Ia juga akan menjadi orang yang ‘multitasking’ dan pandai memanfaatkan waktu. Misalnya sambil mengawasi siswa ia akan mengoreksi pekerjaan. Semua kegiatan pembelajaran yang ia lakukan bersama siswa dirancang untuk tidak membuat dirinya kelelahan dan tetap punya tenaga sampai sore hari menjelang.
Saat di rapat.
Jika seorang guru profesional menikuti rapat ia akan menyiapkan persiapan yang diperlukan misalnya dokumen atau pekerjaan untuk ditunjukkan pada orang yang hadir di meeting. Ia juga akan berpikir keras mengenai apa yang bisa dan mungkin ia lakukan. Ia juga akan memberikan ide yang belum pernah terpikir dan dipikirkan oleh guru lain, saat yang sama ia tidak mudah mengeluh , malah ia menjadi orang yang bisa menerima dan mendengarkan ide orang lain jika dirasa lebih efektif dan membantu mencapai tujuan.
Saat bertemu orang tua
Ia akan tersenyum sopan dan menyapa bila bertemu dengan orang tua siswa. Guru professional akan menjadi teman bicara yang ‘hangat’ dan seru tapi juga tidak akan lupa waktu dan tidak sungkan untuk meminta ijin mengakhiri pembicaraan jika saat mengajar atau rapat sudah tiba. Ia tidak akan mudah memberi nomor kontak dirinya sendiri atau guru lainnya jika orang tua meminta. Ia menganggap orang tua sebagai mitra dan bukan ‘klien’. Ia tidak akan larut dalam pertentangan antar orang tua atau antara orang tua dan sekolah (jika ada). Saat guru professional berkomunikasi dengan orang tua siswa, ia akan mendengar sebanyak ia berbicara.
sumber : http://gurukreatif.wordpress.com/
0 komentar:
Post a Comment